JAKARTA – Putri Habib Rizieq Syihab tertahan di Oman saat hendak menyeberang ke Yaman. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menjelaskan bahwa Oman tak memperbolehkan ada Warga Negara Asing (WNA) di wilayahnya untuk menyeberang ke Yaman.
“Semua WNA dilarang. Yang melarang mereka menyeberang perbatasan adalah Pemerintah Oman, karena sejak Mei 2018 mereka sudah memutuskan tidak mengijinkan warga asing manapun keluar/masuk perbatasan Oman dari dan ke Yaman,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, kepada detikcom, Senin (8/10/2018).
Larangan menyeberang ke Yaman dari pemerintahan Oman ini sudah disosialisasikan sejak lima bulan lampau. Alasan larangan dari Oman adalah karena pertimbangan keamanan nasional Oman. Sebagaimana diketahui, Yaman sedang dikecamuk perang. Pemerintah Indonesia menyampaikan larangan dari Oman ini lewat situs Safe Travel.
“Kami bahkan berkunjung ke pesantren-pesantren. Ada yang mengindahkan dan ada juga yang tidak,” tutur Lalu.
Dikabarkan, 200 WNI itu terdiri dari mahasiswa dan santri, ada putri Rizieq di situ. Lalu membenarkan ada 200 orang yang tertahan, namun dia tak tahu apakah ada putri Rizieq di situ atau tidak.
“Benar ada sekitar 200 pelajar. Kami tidak tahu satu persatu siapa mereka. Mereka kesulitan menyeberang,” tutur Lalu.
Karena ini adalah kebijakan Kesultanan Oman, maka hanya mereka yang bisa merumuskan toleransi atas kebijakan itu. Jadi, pelarangan ini bukan dilakukan oleh pihak pemerintah Indonesia.
“KBRI sama sekali tidak punya wewenang melarang,” tutur Lalu.
Sebelumnya, juru bicara FPI Slamet Maarif menginformasikan bahwa putri Rizieq tertahan di Oman bersama 200 mahasiswa dan santri. Mereka protes kenapa negara lain mengizinkan warganya untuk menyeberang ke Yaman, sementara Indonesia tidak mengizinkan memberi rekomendasi bagi warganya untuk menyeberang ke Yaman.
“Thailand saja yang negara Buddha memberi rekomendasi warga muslimnya belajar di Yaman. Kok Indonesia yang mayoritas muslim melarang?” kata Slamet.
Sumber : Detik.com