Rapat 18 Buruh Dikepung 400 Aparat di Jambi, Bubar Setelah Duar-Duar

BERITA JAMBI – Dekat dengan maut, melawan ketakutan-ketakutan, dalam memperjuangkan suatu perubahan sosial. Kisah aktivis Jambi Roida Pane, saat melaksanakan rapat buruh di kepung 400 aparat di Jambi, hingga bubar setelah duar-duar (suara) tembakan di lepaskan.

Sebagaimana di ketahui, aktivis adalah pilihan dalam menjelajah lorong-lorong kehidupan bagi mereka yang mencinta hak tersebut. Bahkan, bukan perkara yang mudah menyandang gelar sebagai aktivis ini.

Konon, pernah dekat dengan maut, melawan ketakutan-ketakutan dalam memperjuangkan suatu perubahan sosial. Kisah hidup Roida Pane, salah satu Perempuan Aktivis Buruh tersohor di Jambi, pun cukup menginspirasi. Begini ceritanya.

Roida bercerita, mulanya Ia yang membawa cita-cita dari kampung halaman, untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Tepatnya tahun 1991 silam, perempuan asal Sumatera Utara ini hijrah ke Jambi, dari daerah kelahirannya yakni Kabupaten Tobasa.

Baca Juga : Gruduk Gedung DPRD, Serikat Buruh Jambi Serukan Jambi Tuntas Gagal

Alih-alih menjadi abdi negara, nasib Roida pun berkata lain. Jauh di luar perkiraan, Perempuan ini, malah terjun dalam dunia Aktivisme buruh.

Bekerja Sebagai Buruh

Awalnya, Ia memulai perjalanannya di Jambi dengan bekerja sebagai buruh di beberapa perusahaan. Seiring berjalannya waktu, Roida pun memiliki kenalan beberapa aktivis buruh, di kala itu.

Dia yang tidak mengerti seluk beluk ketenagakerjaan, memberanikan diri  untuk memutuskan membentuk sebuah organisasi buruh pada tahun 1996. Kemudian di cap subversif, bersama rekan seperjuangannya.

“Jujur saja, awalnya saya enggak ngerti apa itu buruh, gimana soal jam kerjanya. Singkat cerita, saya ketemu Bang Musri Nauli, nah beliaulah membimbing saya apa itu buruh. Gimana aturan upahnya,” ungkap perempuan tangguh ini.

Bukan cuma itu saja, situasi politik masa Orde Baru kala itu, juga menjadi tantangan Roida saat memulai organisasi buruh tersebut.

Lihat Juga : Sebut Perempuan Istimewa, Menteri Gerda Puan Unja : Hilangkan Stigma DSK

Rapat buruh 18 orang di kepung aparat di Jambi, hingga suara ledakan senjata api berkecamuk saat itu. Hal ini karena, para aktivis dan organisasi buruh mengganggu ketentraman negara.

Sebagaimana di ungkapkannya, pada masa Orde Baru organisasi-organisasi pergerakan sangat di awasi oleh aparat.

Namun, ini malah memancing untuk semakin penasaran, bagaimana rasanya bergerak dalam organisasi di situasi seperti itu.

Dengan rasa penasaran dan semangat yang tak pernah pudar, menghantarkan Roida pada posisi sekarang. Siapa sangka, kini Ia lebih tertarik menghabiskan masa hidupnya di Organisasi buruh. Bahkan, kini Ia sudah menjabat sebagai Korwil Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Provinsi Jambi.

“Awalnya sih penasaran, kenapa sih kok berkumpul membentuk serikat aja. Kok setiap saat menjadi pusat perhatian militer. Bahkan sempat di cap subversif dulu, jadi itu awalnya saya gabung tahun 1996,” paparnya.

Pergolakan pun terus menghampiri jejak langkah Roida Pane. Namun dengan semangat memperjuangkan aspirasi buruh, pendiriannya tetap kukuh hingga sekarang.

Baru Buka Diskusi, Dor…! Bunyi Tembakan ke Udara

Pernah di anggap sebagai pengganggu ketenangan negara (subversif), pada masa Orde Baru.

Roida kembali membeberkan, bahwa pada masa mudanya, Ia terus berdekatan dengan maut dan angin segar, dari peluru-peluru aparat militer kala itu.

Suatu ketika pada tahun 1997 silam, di kawasan hutan Muaro Jambi. Ia menceritakan sejarah kelamnya, soal dunia aktivisme.

Niatnya memimpin diskusi membahas permasalahan buruh di Jambi, bersama 18 orang rekan seperjuangan malah di bubarkan oleh ratusan aparat TNI/POLRI pada masanya.

“Baru buka diskusi nih. Tiba-tiba ada yang bilang Assalamualaikum, duar, duar bunyi tembakan ke udara terdengar. Langsung di bubarkan. Terus aparat nanya nih, mana yang namanya Roida ikut kami ke kantor, ” ungkapnya dengan nada kesal.

Bolak-balik merasakan hawa mencekam di kantor Polisi, situasi biasa di rasakan oleh Roida semasa mudanya.

Baca Juga : Buka Rakerwil Konfederasi, Presiden KSBSI Minta Anggota Dapat Beradaptasi

“Bukan di Jambi aja, pernah waktu itu kita berangkat ke Lampung, baru aja buat spanduk aksi eh udah di bubarkan. Dulu kan duit minim nih, jadi kita buat spanduk di cocol-cocol aja kain pake cat minyak,” imbuhnya.

Arti Solidaritas dan Teman Sejati

Lalu, hal inilah yang membentuk dan membuatnya mengerti apa itu rasa solidaritas.

Situasi terdesak, mengajarkannya menemukan jawaban, tentang apa yang di maksud dengan teman sejati. Memutuskannya melanjutkan studi S1 Ilmu Hukum di Universitas Batanghari, kini menjadi seorang Pengacara.

Perempuan Sejati Jangan Takut

Sosok Aktivis tersohor di Jambi ini sangat menolak paham usang soal Dapur, Sumur dan Kasur (DSK). Baginya, tidak ada celah sedikitpun untuk melarang perempuan terkungkung, untuk mengembangkan diri.

“Bagi saya seorang perempuan harus berani meng-upgrade diri, kalo tidak ya kita bakal seperti DSK tadi. Siapa bilang perempuan tidak bisa melakukan pekerjaan seperti seorang laki-laki, kita setara,” tegasnya.

Ia juga beranggapan, bahwa hari ini negara telah membuka kesempatan perempuan berperan.

“Maunya perempuan Indonesia itu punya sumber daya, punya keberanian, jangan ketinggalan secara ilmu pengetahuan. Sekarang peluang terbuka lebar untuk perempuan,” bebernya.

Berangkat dari hal itu, Ia menyayangkan hari ini masih ada tindak kekerasan pada perempuan. Sementara di sisi lain, menurutnya aturan hukum sejauh ini sudah melindungi.

Lihat Juga Video : Perjuangan Musisi Tunanetra di Jambi, Jago Gitar, Drum dan Bersuara Merdu

“Untuk laki-laki yang masih mau lakukan tindak kekerasan terhadap perempuan, ya insyaf lah bertobat. Terus untuk perempuan sebagai korban, jangan malu untuk melapor pada pihak berwajib pasti di lindungi,” ajaknya.

Ia juga mengucapkan selamat hari perempuan internasional pada 8 Maret mendatang.

Roisa berpesan kepada seluruh perempuan di negeri ini, khususnya di Jambi, agar meninggalkan stigma DSK. Ia juga mengajak, perempuan untuk maju, bangkit dan lawan ketidakadilan di atas pusara bumi ini. (Tr01)

redaksi

Kontak kami di 0822 9722 2033Email : Erwinpemburu48@gmail.comIkuti Kami di Facebook, Instagram dan YouTube

You cannot copy content of this page