BISNIS – Budidaya Maggot, pakan alternatif sudah berkembang di luar Jambi. Jangan sampai ketinggalan, dewan beri gagasan untuk Budidaya Maggot, pakan ternak kaya protein.
Hal ini disampaikan Fauzi Ansori pada DinamikaJambi.com, Rabu (10/11/2021) siang.
Bilang Ketua Komisi III itu, pemerintah harus mendorong, kelompok-kelompok yang sudah berinisiasi mencari pakan alternatif.
“Karena hari ini, bercerita sektor perikanan, peternakan terkendala harga pakan. Maka ketika ada subtitusi pakan dengan adanya Maggot, yang bisa menganti protein lebih besar dan murah, pemerintah harusnya ada program,” paparnya.
Fauzi tak asal bicara memang. Politisi Demokrat itu memahami budidaya Maggot dengan baik, lantaran telah mengembangkannya dan bahkan menjadi perintis. Ojie Farm Talang Kawo Bangko, menjadi tempat budidaya Maggot tersebut
“Karena ini Sustainable Development Program, program berkelanjutan dengan melihat aspek lingkungan tetapi memberikan manfaat yang besar,” katanya.
Lihat Video : Budidaya Azolla di Merangin, Tanaman Penyelamat Petani Dari Kerugian
Lebih jelasnya, Fauzi kemudian menambahkan jika budidaya Maggot ini sangat baik lantaran kandungan protein tinggi. Ia menyebut protein 40 persen Maggot hidup, sangat tinggi untuk kebutuhan ternak.
Sementara pakan pabrikan, berkisar antara 17 hingga 30 persen dengan harga hampir 2 kali lipat dari Maggot.
Gagasan Dewan Budidaya Maggot
Selain itu, budidaya ini juga menekan produksi sampah khususnya organik sebagai pakan ternak.
“Jangan sampai ide rakyat ini tidak terakomodir pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” wantinya.
Ia menilai, masyarakat dan komunitasnya sendiri sangat bersemangat, dalam mengembangkan budidaya Maggot tersebut.
“Padahal konsepnya tidak perlu lagi Dinas Kebersihan itu membuang sampah organik itu, karena sampah organik itu akan di rubah menjadi pakan Maggot,” katanya.
Selain itu, Maggot itu sendiri banyak manfaatnya. Karena selain bisa di jadikan tepung, juga memiliki protein yang banyak untuk pakan ikan dan yang lainnya.
Baca Juga : Merangin Terancam Malu, Bungo dan Kerinci Lirik Budidaya Ulat Maggot
Untuk itu, Ia menyarankan agar pemerintah bisa memfasilitasi masyarakat atau komunitas Maggot tersebut, sehingga nantinya budidaya pakan alternatif ini bisa berkembang.
Pembudidaya tidak meminta fasilitas, akan tetapi, bagaimana budidaya ini dapat berkelanjutan.
“Pemerintah itu harus bisa melahirkan program. Contohnya, memberikan tempat alternatif untuk ternak unggas,” terangnya.
Menurutnya, dalam hal ini harus di ikuti dengan dukungan dari pemerintah. Jangan masyarakatnya berkembang, pemerintah malah seakan acuh dengan upaya-upaya tersebut.
“Jadi masyarakatnya mau berkembang, tapi pemerintah nya tidak mau melirik. Itu bentuk kritikan kita selaku masyarakat,” tukasnya. (Red)