BERITA JAMBI – Semakin hari semakin marak pungutan, sopir batubara dan warga dibuat makin resah. Aduan demi aduan diharapkan menjadi perhatian aparat dan pemerintah.
Terekam jelas dari beberapa video yang menyebar yang masuk ke redaksi media ini. Warga terkena dampak pungutan tanpa karcis atau tanda yang berkisar Rp 2000 hingga Rp 5000.
Parahnya, bukan hanya 1 titik, tapi ada 6 titik jalan tempat pungutan itu berlangsung.
“Ada 6 titik mulai dari Jebak sampai Ampelu,” ungkap Edi Sucipto, Ketua Satgas BPABB Jambi, Rabu (20/9/2023) siang.
Bersama Pengemudi Angkutan Batu Bara (BPABB) sendiri telah banyak menerima pengaduan. Tak hanya sopir yang dipungut uang, pungutan liar ini berdampak ke masyarakat.
“Masyarakat sudah resah, sudah banyak melaporkan ke kita,” katanya.
BPABB mengaku sudah mengadukan hal ini ke Polda Jambi lewat Call Center. Namun aksi pungutan tetap saja berlangsung.
“Tapi sudah datang, pakai sirene mereka bubar. Sudah patroli bubar, mereka muncul lagi,” kata Edi.
BPABB sudah mengingatkan pada pungutan tersebut, tapi masih saja terjadi. BPABB mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena mereka punya banyak tanggung jawab lain sebagai organisasi.
Karena itu, mereka berharap besar pada aparat untuk bertindak lebih lagi.
“Maunya, datang kayak tim srigala. Tangkap, biar jadi efek jera,” tambahnya.
Baca Juga : KPK Sebut Potensi Pungutan Angkutan Batubara Capai 150 Milyar
Selain menguras dompet sopir, pungutan tersebut juga membahayakan terutama saat jalur pendakian. Resiko kecelakaan lebih besar saat pungutan berlangsung.
“Kalau sesama angkutan tabrakan, mungkin tidak apa, tapi bagaimana kalau masyarakat yang kena? Motor warga atau mobil lain? Nanti angkutan batubara yang disalahkan,” katanya.
Selain sopir yang keberatan dengan pungutan tersebut, masyarakat terutama pemilik usaha warung dan rumah makan terkena dampaknya. Hal ini terungkap dari video yang belakangan ini menyebar luas.
“Tolong ditindak pak. Karena meresahkan. Karenanya tukang parkir, buka warung makan tergangu mereka. Karena sopir batubara mau parkir, makan ditempat saya jadi takut pak,” ungkap salah satu warga dalam video yang didapatkan media ini.