Harga Sawit Pecah 4000 Perkilo Juni Nanti, Ini Penyebabnya

BISNIS – Harga Sawit pecah 4000 perkilo jadi pembahasan hangat di media sosial. Ternyata, hal ini tinggal menunggu waktu dan realisasinya.

Memiliki perkebunan sawit yang luas, agak aneh memang harga sawit Indonesia justru tergantung negara lain, apalagi kalau bukan Malaysia.

Secara perlahan, Indonesia bangkit dan meningkatkan harga sawit dan menjualnya sendiri ke berbagai negara.

Memperkuat pasar lewat pelabuhan sendiri, Indonesia selangkah lagi meningkatkan harga jual komoditi perkebunan itu lewat harga acuan sendiri di bursa komoditi.

Jika terwujud, harga sawit yang saat ini berkisar Rp 2600-3000 perkilo bisa menembus angka Rp 4000 perkilo.

Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko memproyeksikan, Indonesia bakal memiliki harga acuan sendiri untuk sejumlah komoditas unggulan semisal CPO, timah dan karet pada tahun ini.

“Untuk mewujudkan ini, maka komoditi ini harus ditransaksikan di bursa berjangka. Sehingga akan menghasilkan tata kelola perdagangan yang fair dan transparan,” ungkapnya.

Tidak Mudah

“Saya kira itu akan dibutuhkan, untuk memberikan keuntungan bagi petani, pedagang, pengusaha, bahkan dari segi penerimaan pajak,” kata Didid.

Namun, ia menyadari pembentukan bursa komoditi yang mampu menghasilkan referensi harga tidaklah mudah. Oleh karenanya, Didid berharap ada sinergitas dari semua pihak, termasuk pelaku usaha agar itu bisa terwujud di 2023 ini.

Baca Juga : Harga Sawit Jambi 17-23 Maret Turun, Riau Malah Naik

“Setidaknya, di tahun 2023 di bulan Juni, kamu sudah berencana memasukan CPO ke dalam bursa komoditi. Diharapkan dua bulan berikutnya akan terbentuk price discovery. Sehingga pada akhir tahun bisa diharapkan adanya price reference untuk CPO,” tuturnya melansir situs Kemendag.go

Ditegur Jokowi

Sementara Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berkomitmen mendirikan bursa berjangka komoditi sawit, atau bursa acuan sawit paling lambat Juni 2023.

Pria yang kerap disapa Zulhas ini mengaku terus didesak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan agar harga acuan minyak sawit mentah (CPO) tidak lagi bergantung pada Malaysia.

“Saya bilang, Juni, Juli sudah ada paling lambat. Saya ditegur terus Pak Presiden, Pak Luhut, kok kita ngandalkan Malaysia. Kita kan lebih banyak sawitnya,” ujar Zulkifli Hasan saat ditemui di acara Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi 2023 di JS Luwansa, Jakarta, Selasa (7/3/2023).

 

redaksi

Kontak kami di 0822 9722 2033Email : Erwinpemburu48@gmail.comIkuti Kami di Facebook, Instagram dan YouTube