Gerhana Bulan Pada 26 Mei 2021, Langit Akan Memerah Pada Jam Ini

BERITA VIRAL – Gerhana bulan total akan berlangsung pada 26 Mei 2021. Fenomena langit yang sayang terlewatkan itu, yakni peristiwa terhalangnya sinar matahari oleh bumi.

Gerhana bulan total atau yang juga disebut Supermoon sebelumnya terjadi pada 27-29 April lalu. Pada tahun sebelumnya, yaitu 2020, tidak terjadi fenomena yang sama.

Mengutip dari laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena antariksa ini akan terjadi pada 26 Mei pekan depan. Gerhana bulan total tersebut juga diistilahkan sebagai Supermoon Flower Moon dan Super Blood Moon.

“Fenomena Blood Moon ini hanya terjadi saat fase bulan penuh dan mengalami Gerhana Bulan Total (GBT) di mana bumi bergerak di antara bulan dan matahari dan berada pada posisi garis lurus,” tulis Jamroni dalam bmkg.go.id.

Lalu, wilayah mana sajakah yang akan dapat menyaksikan Super Blood Moon. Mengutip dari LAPAN dan BMKG, Gerhana bulan total pada 26 Mei mendatang bertepatan dengan hari raya Waisak 2565. Durasi dari Supermoon kali ini akan berlangsung cukup lama.

Proses berlangsungnya Supermoon ini akan terjadi selama 3 jam 8 menit 12 detik. Sementara, durasi totalitasnya sendiri hanya akan berlangsung dalam 18 menit 28 detik.

Puncak Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021

Mengutip dari BMKG, puncak dari gerhana bulan total ini sendiri dapat disaksikan tanpa alat bantu optik pada pukul 18.46 WIB.

Sedangkan untuk wilayah Indonesia tengah, puncaknya dapat di saksikan pada 19.46 WITA. Dan pada wilayah Indonesia timur, dapat di saksikan pada 20.26 WIT.

Sementara mengutip Hai.com, Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengungkapkan, gerhana bulan total (GBT) akan di mulai pada pukul 14.48 WIB dan berakhir pada pukul 20.50 WIB, Rabu (26/5/2021) bersamaan dengan bulan purnama perigean (supermoon) tersebut.

Baca Juga : Gerhana Matahari Cincin Muncul Besok, Ini Waktu Bisa Melihatnya di Jambi

Kembali melansir dari LAPAN, wilayah di Indonesia yang menyaksikan seluruh fase Supermoon kali ini adalah Papua. Super Blood Moon kali ini terjadi dekat konstelasi Scorpius ketika bulan terbit dari timur dan menuju tenggara.

Sebagai pengetahuan, gerhana bulan total terjadi ketika bumi, matahari, dan bulan membentuk satu garis lurus dan bulan berada di sekitar simpul orbit.

Melansir BMKG, warna merah dari gerhana bulan total itu sendiri karena pembiasan cahaya matahari karena atmosfer bumi. Warna merah ini sendiri akan semakin intens jika polusi, awan, dan ketebalan partikel atmosfer cahaya yang di tembus bias cahaya tersebut makin besar.

redaksi

Kontak kami di 0822 9722 2033 Email : Erwinpemburu48@gmail.com Ikuti Kami di Facebook, Instagram dan YouTube