Jurnalisme Merah Putih, Eskul Baru di SD Inpres Unggulan BTN Pemda

Dinamikajambi.com -Anak-anak yang hidup di era milenium ketiga, biasa dijuluki kids zaman now. Mereka ini sangat akrab dengan gawai canggih, tapi relatif minim dari kegiatan literasi media. Padahal banyak di antara mereka yang rutin mengakses dan berselancar di media sosial.

Aktivitas anak-anak di media sosial inilah yang coba dikelola oleh SD Inpres Unggulan BTN Pemda melalui program Jurnalisme Merah Putih. Program ini baru masuk tahap sosialisasi dan audisi, yang dilakukan bagi murid-murid kelas 3, 4 dan kelas 5, yang bersekolah pagi dan siang. Walau begitu, program ini tak hanya terbatas pada media sosial dan media daring tapi juga mendekatkan anak-anak pada media cetak, radio dan TV.

Menurut Kepala SD Inpres Unggulan BTN Pemda, Dr Hj Andi Agusniati, S.Pd M.Pd, program ini merupakan ekstrakurikuler jurnalistik yang diterapkan di sekolahnya. Disebut merah putih karena sesuai dengan seragam murid SD. Merah putih juga merujuk pada bendera nasional Indonesia.
“Program ini punya tujuan yang mulia, yakni menjadikan media sebagai sarana untuk ekspresi, kreasi dan partisipasi anak,” jelas Andi Agusniati, Jumat, 14 September 2018.

Dijelaskan, program ini juga akan disinkronkan dengan pendidikan karakter dan jadi bagian dari upaya mempromosikan dan mempublikasikan kegiatan-kegiatan SD Inpres Unggulan BTN Pemda sebagai Sekolah Adiwiyata. Sehingga akan mendukung visi sekolah, yakni mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia, cerdas dan cinta lingkungan

“Nanti anak-anak secara rutin melakukan reportase tentang kegiatan sekolahnya, termasuk pada saat mereka sedang belajar,” tambah Andi Agusniati.

Dalam melaksanakan program Jurnalisme Merah Putih ini, SD Inpres Unggulan BTN Pemda menggandeng Rusdin Tompo, seorang aktivis anak yang selama ini memang fokus pada pengembangan media ramah anak. Rusdin Tompo yang merupakan pendiri Lembaga Investigasi Studi Advokasi Media dan Anak (LISAN) ini, pernah mengembangkan program wartawan cilik di Takalar bersama anak-anak dampingan Plan Indonesia. Juga pernah bekerja sama dengan Plan Indonesia menerbitkan Majalah Galang yang mengkampanyekan hak-hak dan perlindungan anak.

Sosialisasi program dilakukan dalam bentuk roadshow ke kelas-kelas untuk menjelaskan tentang tujuan dan manfaat program bagi anak-anak. Rusdin Tompo sebagai fasilitator program ini juga mencoba melihat sejauhmana pengetahuan anak-anak soal media. Kebanyakan anak-anak akrab dengan YouTube, beberapa sudah memiliki akun Instagram dan Facebook. Sebagian besar rutin menonton TV dan hanya segelintir kecil yang pernah mendengarkan radio.

Selama sosialisasi di kelas-kelas, mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sulawesi Selatan itu ditemani oleh Ibu Nur Fajri Indrayani, guru di sekolah tersebut, yang terus memberikan motivasi bagi murid-muridnya. Bu guru yang akrab dipanggil Bu Nunung itu tak henti-hentinya memompa semangat anak-anak dengan yel-yel yang penuh enerjik.

Rusdin Tompo mengatakan, nanti mereka akan melakukan reportase dan wawancara di sekolahnya maupun dengan tokoh dan pejabat di daerah ini. Mereka akan akan menjalankan aktivitas layaknya wartawan cilik.
“Untuk jadi wartawan butuh wawasan yang luas. Karena dengan begitu kita bisa mengembangkan ide liputan dan tulisan, serta bagus saat wawancara. Itulah pentingnya anak-anak rajin membaca,” pesan Rusdin.(*)

Redaksi Dinamika Jambi

Kontak kami di 0822 9722 2033