Anak Karyawan dan Gagal Kuliah, Perjuangan Owner AMDK Wigo dan Vir Yang Layak Jadi Inspirasi

BERITA BISNIS – Jalan menuju kesuksesan tidak segampang yang dibayangkan. Terlahir anak karyawan dan sempat gagal kuliah karena biaya, Lois Supardy malah sukses bangun pabrik AMDK Wigo dan Vir.

Jatuh, bangun, lalu tertatih adalah sebuah proses penempahan. Tak terkecuali, bagi Lois Supardy Direktur PT Afresh Indonesia produsen Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) merek Wigo dan Vir. Sempat 7 tahun mengadu nasib di Jepang, Lois berhasil dirikan perusahaan sejak 30 tahun silam.

Di lahirkan sebagai anak seorang karyawan adalah takdir. Pria kelahiran Kota Jambi, 20 Desember 1961 ini menghabiskan masa akil baliknya di Bumi Tanah Pilih Pusako Betuah julukan Kota Jambi.

Usai menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ia beserta keluarga memutuskan untuk lanjut sekolah SMA di Bandung.

Selama 3 tahun lamanya menempuh pendidikan SMA di Kota Bandung, Lois memiliki tekad kuat untuk melanjutkan pendidikan bangku kuliah. Namun apa daya, nasib berkata lain. Keterbatasan ekonomi membuatnya harus meleburkan cita-citanya, yang sudah di tanam sejak dulu.

“Dulu sudah sempat tes dan lulus di Universitas Padjajaran. Ya tapi keluarga gak sanggup lagi, mau tidak mau ya pulang ke Jambi,” ungkap Lois.

Di Kirim Surat, Pilih Sekolah atau Orang Tua?

Berlatarbelakang keluarga tak mampu, walaupun pernah berjaya di msanya. Namun, nasib siapa yang tau, ekonomi keluarganya pun jatuh.

Menempuh masa keterpurukan kondisi ekonomi kala itu, ternyata menjadi duri dalam perjalanan pendidikan Lois. Hal yang paling menyedihkan kala itu, di mana Ia yang sudah lulus di Universitas Padjajaran harus pulang dan mengubur mimpinya untuk kuliah.

Kondisi ekonomi keluarganya jatuh, entah kenapa hingga ayahnya berhenti dari pekerjaan membuat situasi Lois makin dilema. Bahkan, saat itu Dia ditempatkan dengan dua pilihan oleh orang tuanya melalui sebuah surat. Sekolah atau atau keluarga?

“Bayangkan sampai di kirim surat gini isinya. Lois, keadaan begini sekarang. Kamu pilih sekolah atau orangtua kamu di Jambi, silahkan pilih,” bebernya.

Situasi itu pun kembali menyudutkannya, Lois akhirnya kembali ke Jambi dengan membawa harapan yang telah pupus oleh kondisi ekonomi hidup keluarganya. Niat hati melanjutkan kuliah di Pulau Jawa pun harus pupus.

Padahal, Pria kelahiran tahun 1961 memiliki prestasi yang terbilang gemilang di masa masih duduk di bangku sekolah. Bahkan, mampu lulus di Universitas Padjajaran Jawa Barat, yang tidak semua orang bisa mendapatkan itu.

Alhasil keadaan membuatnya pulang ke tanah kelahirannya, yakni Kota Jambi.

Merantau 7 Tahun di Jepang

Pulang dengan mengurungkan niat kuliah, ternyata membawa hikmah tersendiri bagi kehidupan Lois.

Usai hijrah dari Bandung pulang ke Jambi dan atas restu orang tua, Ia pu memutuskan untuk melamar dalam program Magang di salah satu perusahaan di Jepang, sebut saja PT Nansari Prima.

Bukan khalayan semata, dewi fortuna berpihak pada Lois. Ia yang kala itu masih berusia 19 tahun, berhasil lolos dan berangkat ke Jepang dengan kontrak kerja selama 3 tahun di PT Nansari Prima.

Baca Juga : Pernah Digaji 450 Ribu, Begini Perjalanan Hidup Maria Anggota DPRD 3 Periode Kota Jambi

Baca Juga : Kisah Inspirasi Musisi Tunanetra di Jambi Yang Sempat Buka Konser Jamrud

Lagi-lagi, berkat tekat serta kepribadian yang ulet dan jujur, usai kontrak 3 tahun di tempatnya bekerja habis, Lois di minta PT Nansari Prima untuk memperpanjang kontrak kerjanya.

“Jadi kontraknya kan cuman 3 tahun waktu itu, tapi perusahaan minta tambah lagi. Ya udah 7 tahun saya bekerja dan dididik di Jepang. Disana orang-orangnya sangat disiplin dan jujur, ” tambahnya.

Selama di Jepang Menabung

7 tahun bekerja dalam suasana kedisiplinan kerja di Jepang, membuat Pria yang di kenal santun ini menemui jalan terang untuk sukses menjadi seorang pengusaha.

Pengelaman yang matang dalam manajemen kerja, menghantarkannya ke gerbang kesuksesan.  Kini, fasilitas dan finansial Ia dapatkan. Bahkan, di Jambi Dia sudah memiliki perusahaan besar, yang telah berkembang pesat dan sukses.

Hasil jerih payahnya kerja di jepang, di tabung dan dikumpulkan untuk menjadi modal usahanya di Jambi.

Sebagian gajinya di sisihkan, hal ini Lois mengaku guna kepentingan masa depannya. Tentunya, sebagai modal untuk hidupnya setelah tidak lagi bekerja di Jepang.

Jalan kesuksesan tidak segampang dibayangkan. Terlahir anak karyawan dan gagal kuliah, Lois Supardy sukses bangun pabrik AMDK Wigo dan Vir

“Saya berpikirnya panjang, uang saku kan ada itu selain gaji. Saya mikirnya beda, ngapain saya beli motor atau barang lainnya. Mendingan di tabung, persiapan di gunakan di Indonesia,” jelasnya.

Bermodalkan prinsip itu dan kesabarannya, menghantarkan Lois pulang ke Indonesia dengan membawa segudang bekal pengalaman hidup.

Hasil Tabungan Dirikan Perusahaan

Bak guyonan berkata ‘Kalau sudah terminum air Batanghari, pasti akan lengket’. Akhirnya, Lois memutuskan pulang ke Kota Jambi.

Bermodalkan pengalaman dan tabungan selama bekerja 7 tahun di Perusahaan Kayu di Jepang. Ternyata, diam-diam Ia telah menggagas jalan hidupnya.

“Nah hasil tabungan selama di Jepang saya belikan tanah di Jambi. Kawan-kawan bingung dulu, katanya untuk apa sih beli tanah. Padahal Jambi kan tahun 80-an masih gelap, itu hutan semua,” paparnya.

Lalu, atas pilihan dan kerja keras pada tahun 1988, Ia memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan di daerah Tempino, Muaro Jambi.

Siapa sangka, sejak usia 27 tahun hingga sekarang, Lois Supardy sukses menjalankan sebuah pabrik Sumpit di beri nama Sumindo.

Disiplin, Kunci Sukses

Baginya berwirausaha adalah pekerjaan yang mulia, sebab dapat memberi dampak baik pada tiap-tiap orang yang membutuhkan pekerjaan.

“Selain kedisiplinan, pelajaran yang saya dapat selama di Jepang itu bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan kita mendirikan sebuah usaha, tentu menciptakan lapangan pekerjaan. Kan bisa membantu orang-orang yang membutuhkan pekerjaan dan kehidupan,” imbuh sosok pengangum Joko Widodo itu.

Selain mendirikan usaha di bidang olahan kayu alam, Ia memulai usaha pabrik Air Minum dalam kemasan. Sebut saja PT Afresh Indonesia, atau di kenal dengan Wigo.

Lihat juga video : Gagal Jadi Kades, Ahmad Haikal Malah 4 Periode Jadi Dewan di Muaro Jambi

Tak di sangka-sangka produk air minum Wigo telah berdiri sejak 14 tahun ini menjejaki berbagai pasar. Baik dalam maupun luar Jambi. Bahkan, produk air minum ini ampu menghabiskan sekitar 4000, hingga 10.000 dus per harinya. (Tr01)

 

Catatan Redaksi : Begitulah hidup, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya, walaupun 1 detik kemudian. Intinya, berusaha, sabar, disiplin dan terus belajar dari setiap kesalahan, mungkin bakal menjadi bekal untuk hari tuamu. Tidak pun membawa kesuksesan materi, setidaknya sukses menjadi manusia yang memiliki segudang ilmu. Seperti pesan Bung Karno “Barang siapa menginginkan berlian, harus siap terjun di lautan yang dalam”.

redaksi

Kontak kami di 0822 9722 2033 Email : Erwinpemburu48@gmail.com Ikuti Kami di Facebook, Instagram dan YouTube