JAMBI – Gubernur Jambi, H Zumi Zola, S TP, MA mengemukakan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi terus mendorong agar Candi Muaro Jambi menjadi World Heritage (warisan budaya dunia).
Hal tersebut disampaikan dalam sesi konferensi pers usai Pertemuan Tim Lacak Artefak dengan Gubernur Jambi, di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Selasa (8/3) siang.
Kedatangan Tim Lacak Artefak tersebut adalah untuk menggali lebih dalam dan lebih luas lagi sejarah Candi Muaro Jambi serra sejarah dan Budaya di Provinsi Jambi, seperti peradaban di sepanjang Sungai Batanghari, Geopark Merangin, budaya di Kerinci, dan sebagainya.
Tim Lacak Artefak ini terjadi dari berbagai disiplin ilmu, yang pesertanya dari luar Provinsi Jambi. Selain itu, 65 orang dari mahasiswa mahasiswi Jurusan Arkeologi Universitas Jambi, sebagai satu-satunya jurusan Arkeologi di Sumatera, penggiat budaya dari Taman Budaya Jambi, dan Sobat Budaya Jambi, juga dilibatkan.
“Kita berharap keberadaan Candi Muaro Jambi sebagai kebanggaan kita, kita dorong menjadi salah satu world heritage, sayang kalau tidak kita dorong, kansnya terbuka, sangat lebar, ini salah satu langkah kita untuk mendorong agar Candi Muaro Jambi menjadi world heritage,” ujar Zola.
Zola mengemukakan, world heritage ini penting, supaya Candi Muaro Jambi diakui dunia. “Kita ingin punya peninggalan yang diakui dunia seperti Candi Borobudur,” ujar Zola.
“Sebetulnya ini salah satu kegiatan atau strategi dari kita untuk dapat mengenalkan Jambi ke tingkat nasional dan internasional. Cara ini sangat strategis, karena perhatian negara-negara luar terhadap peninggalan sejarah itu tinggi sekali, kita ingin menonjolkan ini,” ungkap Zola.
“Kita tahu kita punya Candi Muaro Jambi selama ini, tetapi hanya tahu. Ada banyak cerita di belakang itu yang kita belum tahu, terutama untuk generasi muda kita,” lanjut Zola.
“Saya minta tolong kepada tim ini untuk bantu itu, supaya kebanggaan Jambi ini menjadi kebanggaan Indonesia dan juga dikenal di tingkat internasional,” harap Zola.
Zola menyatakan, Tim Lacak Artefak dalam jumlah yang besar akan menguak sejarah Candi Muaro Jambi dan sejarah budaya Provinsi Jambi, dibantu juga oleh budayawan dari Jambi untuk mempromosikan Candi Muaro Jambi.
“Candi Muaro Jambi ini punya apa lagi ceritanya, bukan itu saja, ternyata Candi Muaro Jambi ini ada kaitannya dengan sejarah Kerinci, Merangin, ada Geopark, itu ada hubungannya semua. Nanti setelah dapat semua bahan-bahannya, dengan pendekatan manual langsung ke lapangan, dan juga dengan menggunakan teknologi, akan kita angkat ke tingkat nasional, diseminarkan di tingkat nasional, dan tidak tertutup kemungkinan diseminarkan di tingkat internasional untuk menarik perhatian peneliti-peneliti dari luar negeri untuk datang meneliti ke Jambi,” jelas Zola.
“Ini peluang yang sangat bagus, dan saya minta kepada adik-adik di Universitas Jambi, yang jurusan Arkeolog, untuk dapat melibatkan dirinya. Mereka ada 65 orang, tadi sudah saya sampaikan, ajak temannya, untuk mempelajarinya, supaya mereka nanti bisa mensosialisasikan kepada masyarakat Jambi tentang berbagai cerita sejarah Candi Muaro Jambi dan sejarah Jambi. Di tangan merekalah nanti sejarah Jambi akan bisa disosialisasikan lebih baik dan lebih luas lagi,” tutur Zola.
Jambi Punya Peradaban
Perwakilan dari Tim Lacak Artefak, Ali Akbar, arkeolog Universitas Indonesia) menjelaskan bahwa tujuan Tim Lacak Artefak adalah untuk menemukan kembali, mencari kembali bukti-bukti peradaban yang ada di Jambi.
“Sebenarnya, Jambi itu sudah dikenal punya peradaban yang tinggi, dari zaman dulu, dari Zaman Prasejarah, salah satunya Candi Muaro Jambi,” ujar Ali Akbar.
Ali Akbar mengatakan nahwa Tim Lacak Artefak terdiri dari 30 orang, dari lintas ilmu, ada Arkeologi, Biologi, Antropologi dan dari kalangan kreatif.
“Kita akan kemas ulang peradaban-peradaban dan pengetahuan itu, sehingga sampai ke generasi muda,” tambah Ali Akbar.
“Penelitiannya hari ini dan besok, setelah itu kita akan berkoordinasi dengan banyak pihak di sini, dibawah arahan Pak Gubernur, sehingga setelah itu justru akan banyak kegiatan di tahun berikutnya dan dua tahun berikutnya,” lanjut Ali Akbar.
“Kita punya banyak peneliti yang bagus tetapi kita juga memberikan kesempatan kepada peneliti asing karena ada banyak bukti peradaban dari luar negeri yang ada di Jambi, diantaranya keramik Cina, ada bukti-bukti dari India, ada bekas-bekas perdagangan dengan Malaysia, Thailand, dan sebagainya, sampai Timur Tengah, bukti-buktinya ada di sini. Jadi, mereka kita persilakan juga, tentu dengan seizin Pak Gubernur,” tutur Ali Akbar.
Berita Terkait : Masuk Kandidat World Heritage, Candi Muaro Jambi Destinasi Wisata Religi Internasional
Kepala Balitbangda Provinsi Jambi dan sejarawan Jambi, Junaidi T Noor turut serta dalam pertemuan dengan Tim Lacak Artefak itu.
Tarian Jambi, Tari Selapit Delapan ditampilkan dalam pertemuan dengan Tim Lacak Artefak tersebut. (Humas Provinsi)