Tolak Minta Maaf Pada Jokowi, Habib Bahar : Jokowi Presiden Banci

JAKARTA – Habib Bahar bin Smith menolak meminta maaf terkait ceramahnya yang menyebut diduga menghina Presiden Jokowi. Murid Habib Rizieq Shihab itu menyatakan lebih baik membusuk di penjara ketimbang meminta maaf kepada Jokowi.

Dalam pernyataannya, Habib Bahar tak menampik ceramahnya yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Video tersebut diduga berisi ujaran kebencian kepada Jokowi. Dalam video tersebut, Habib Bahar memerintahkan para jamaah untuk membuka celana Jokowi.

“Kalau kamu ketemu Jokowi, kamu buka celananya itu, jangan-jangan haid Jokowi itu, kayaknya banci itu,” ucap Habib Bahar bin Smit dalam video tersebut.

Ia juga menyebut bahwa Jokowi pernah berjanji memakmurkan dan mensejahterakan rakyat. Tapi setelah jadi presiden, bukan rakyat yang disejahterakan.

“Setelah jadi (presiden) rakyat mana yang makmur? Rakyat mana yang sejahtera? Yang sejahtera bukan rakyat, yang makmur Cina, yakng makmur perusahaan-perusahaan asing, yang makmur orang-orang kafir, yang makmur perusahaan-perusahaan barat,” tandasnya.

Habib Bahar mengatakan ceramahnya yang menuai polemik itu terkait aksi 4 November 2016 atau Aksi 411 di depan Istana Negara, Jakarta. Aksi itu adalah demo menuntut pengusutan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Berikut pernyataan lengkap Habib Bahar bin Smith:

Minta maaf? Saya mengatakan jokowi presiden banci karena waktu aksi 411 jutaan umat Islam mendatangi depan Istana untuk bertemu dengannya untuk meminta keadilan penegakan Hukum.

Dia sebagai presiden malah lari dari tanggung jawab dan lebih memilih urusan yang tidak penting dari pada jutaan umat Islam yang ingin menemuinya, malah para habaib, kyai dan ulama diberondong dengan gas air mata.

Dalam ceramah saya yang dilaporkan, dalam ceramah saya mengatakan Jokowi penghianat bangsa, penghianat rakyat, memberi janji palsu pada rakyat sebelum jadi berjanji mensejahterakan rakyat memakmurkan rakyat, tetapi setelah jadi yang makmur bukan rakayat, yang sejahtera bukan rakyat.

Rakyat menderita, susah, kehausan, kelaparan. Yang makmur China, barat, yang makmur perusahaan-perusahaan asing. Kita pribumi Indonesia menjadi budak di negara kita sendiri.

Karena memang itu fakta nyata yang terjadi di Indonesia. BBM naik, listrik naik, sembako naik, semuanya impor. Berapa banyak pemuda pemudi Indonesia yang pengangguran tapi tenaga kerja impor dari asing?

Oleh karenanya, jikalau dengan ceramah saya yang menentang kezoliman rezim dan membela rakyat yang susah, rakyat yang menderita, rakyat yang miskin, rakyat yang pengangguran, rakyat yang kelaparan dan kehausan, bagi mereka itu adalah kesalahan maka saya tidak akan pernah meminta maaf dari kesalahan itu.

Semua saya sampaikan karena ketidakrelaan saya saudara umat Islam saya yang ingin menemuinya malah dizolimi dengan berondongan gas air mata. Karena ketidakrelaan saya melihat rakyat dan bangsa Indonesia susah, menderita, sengsara, miskin, kelaparan. Karena ketidakrelaan saya melihat negeri Indonesia yang saya cintai banyak utang, terjajah ekonominya dan dikuasai oleh asing dan aseng.

Jikalau dengan membela rakyat dan bangsa yang tidak makmur dan tidak sejahtera, menderita dan susah, saya harus dipenjara, jangankan hanya penjara, bahkan nyawa jiwa dan darah saya pun murah harganya demi membela rakyat Indonesia yang susah, yang saya bela dalam ceramah-ceramah saya.

Biarkan umat dan rakyat yang menilai siapa yang benar dan salah, siapa yang berada dalam yang hak dan kebatilan, mereka yang melaporkan saya demi kepentingan rezim penguasa atau saya yang terlapor karena membela saudara-saudara saya umat Islam yang terzolimi dalam aksi 411 dan rakyat susah yang saya bela dalam ceramah saya.

Saya tidak gentar dengan laporan mereka, saya berani berucap berani tanggung jawab dunia akhirat.

Mereka memiliki rezim penguasa yang melindungi mereka, saya memiliki Allah Sang Maha Penguasa alam semesta yang melindungi saya. Dan Allah lah sebaik-baiknya pelindung.

Kalau mereka mendesak saya minta maaf maka demi Allah saya lebih memilih busuk dalam penjara daripada harus minta maaf. Ini pernyataan dari saya.

Sumber : Pojoksatu.id

Redaksi Dinamika Jambi

Kontak kami di 0822 9722 2033