BERITA JAMBI – Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto hadiri peringatan Hari Tuberkulosis Dunia, gawean SR Pena Bulu Jambi, Jumat 25 Maret 2022.
Kegiatan berlangsung dengan gelar rembuk pemangku kebijakan bertempat di Kenara Resto.
Rembuk pemangku kebijakan tersebut tampak dihadiri beberapa perwakilan pemerintahan. Selain Ketua DPRD Provinsi Jambi, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan Kota Jambi terlihat hadir.
Dalam pemaparannya, Manager SR Pena Bulu Jambi, Beni Ari Feriadi menuturkan, peringatan Hari Tuberkulosis Dunia di Jambi telah melalui beberapa rangkaian.
Mulai dengan program Sarasehan Kader, ‘Ngedor Lawang’ 500 rumah masyarakat, guna sosialisasi bahaya laten Tuberkulosis.
Hingga pada puncaknya, Komunitas Peduli Tuberkulosis ini gelar kegiatan Rembuk Pemangku Kebijakan. Atas hal itu, Beni menuturkan, untuk mencapai angka Eliminasi TB pada tahun 2030 mendatang, dibutuhkan sinergitas dari para pemangku kebijakan.
“Kita berharap ada perda, sebagai turunan perpres 67 tentang penanganan TB. Idealnya, di tiap-tiap daerah itu sudah diterapkan. Sehingga, pasien -pasien TB dan keluarga nya dapat terakomodir. Perkuat dukungan eliminasi TB 2030 selamatkan jiwa, invest to end TB save lives,” tukasnya, saat konferensi Pers.
Ketua DPRD dan Tokoh Masyarakat
Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto menjelaskan, pihaknya menyambut baik upaya pencegahan Tuberkulosis oleh SR Penabulu Jambi.
Namun, bilangnya, butuh penguatan data terkait dengan pengindap Tuberkulosis di Jambi. Sehingga, dengan demikian bisa men-tracking pengidap dan pengobatan.
“Nah, PR kita bersama adalah bagaimana SR TB, dapat memperkuat data. Sehingga, ini menjadi kerja-kerja bersama kita, menuju eliminasi TB 2030. Misalnya, data tracking berapa jumlah pengidap, kemudian estimasi pengobatan,” ungkapnya.
Baca Juga : Hari TBC Sedunia, Penabulu Jambi : Masyarakat Mengetahui Penyakit Ini Bisa Sembuh
Tak ketinggalan, hal ini juga mendapat perhatian dari Tokoh Masyarakat Jambi, Ratu Munawaroh. Ratu mengatakan, perlu langkah inovatif dalam mensosialisasikan TB di Jambi. Misalnya, melalui pendekatan-pendekatan tertentu yang dapat menyasar lintas sektoral.
“Sangat produktif, tinggal bagaimana kita bersinergi dengan mengikuti regulasi yang berlaku. Ke depan, SR Pena Bulu Jambi dapat lebih masif, dalam mensosialisasikan apa itu Tuberkulosis bagi masyarakat. Bahwa, angka potensi kematian oleh TB, itu lebih besar dari Covid-19.” tutup Ratu.
(Tr01)