BERITA MERANGIN – Penetapan harga sawit di kisaran Rp 2.000/kg oleh pemerintah, berbeda di lapangan. Harga sawit di Jambi periode 9 Agustus 2022 selisih jauh di petani.
Sebelumnya, Gubernur Jambi menyampaikan harga sawit Rp 2.016/Kg. Ia menyampaikan ke media dan masyarakat.
Sementara pantauan media ini, harga sawit tak sampai harga penetapan, malah selisih jauh.
Misalkan di Merangin, harga sawit Selasa 9 Agustus 2022 terpantau Rp 1.490 hingga Rp 1.500/Kg di pabrik.
Baca Juga : Harga Sawit Jambi Periode 5-11 Agustus 2022, Berikut Harganya
“Kalau di Petani harga sawit Rp 1250/Kg. Pabrik kisaran 1.490 -1.500/kg,” kata Hamidi, petani sawit di Pamenang.
Harga ini, bilangnya, naik Rp 40/Kg di pabrik dari sebelumnya Rp 1.450/Kg di PT SGP.
Sementara itu, harga di PT KDA berkisar Rp 1.415 hingga Rp 1.430
Harga ini, untuk petani yang bermitra dengan pabrik. Sedangkan yang tak bermitra, harga di bawah lagi.
Hasanudin, petani sawit lain heran harga yang ada dengan penetapan oleh pemerintah Provinsi Jambi baru-baru ini.
Harga Sawit Jambi Agustus 2022
“Harga sawit di tingkat petani Rp 1.200 paling tinggi 1.250,” katanya.
Anggota DPD Apkasindo Kabupaten Merangin ini bilang, harga tertinggi sawit saat ini masih jauh dari harapan.
“Harga penetapan Pokja umur 3 tahun Rp 1500. Sedangkan harga sawit tertinggi Rp 2.016,” katanya.
Sedangkan harga tertinggi di pabrik-pabrik yang ada di Merangin, masih rendah. Bahkan sekalipun berbanding dengan harga sawit umur 3 tahun.
“Harga tertinggi di pabrik seperti AIP Rp 1470, masih di bawah harga penetepan pokja umur 3 tahun,” bilangnya.
Ia lantas mempertanyakan kepatuhan pabrik pada penetapan harga pokja baru-baru ini. Padahal, penetapan itu oleh pengusaha bersama pemerintah.
“Tidak ada gunanya, yang berlaku kehendak pabrik saja,” kesalnya.
Lambatnya harga sawit naik, serta jauh dari ketetapan, membuat gelisah para petani dan masyarakat. Apalagi, gubernur yang menyampaikan hal itu.
“Masyarakat semakin ramai, semakin ramai. Beruntunglah ini mau 17 Agustus, ada acara negara. Kalau tidak masyarakat bisa demo,” bilangnya.
Bukan apa-apa, Hasan mengaku banyak masyarakat atau petani yang mengajak demo. Namun karena sesepuh dan tokoh menahan, aksi itu batal.
Setelah perayaan kemerdekaan, Hasan bilang bukan tak mungkin aksi akan terjadi.
“Habis 17 Agustus ini bakal ada perubahan harga lagi. Bagaimana reaksi pabrik lagi,” katanya.
“Pak gubernur lantang berbicara ke media, masyarakat. Tapi tidak di ikuti pabrik. Dianggap apa pemerintah? Bahasa pemerintah ini bahasa hukum. Masyarakat jadi kesal,” tutupnya.