Bromo Mini Ternyata Jadi Keluhan, Begini Aduan Warga ke DPRD Merangin

MERANGIN – Bromo Mini sempat menjadi incaran untuk berswafoto. Tapi ternyata, lokasi tambang biji besi di Desa Pulau Layang, Kecamatan Batang Masumai menyimpan keluhan warga hingga melapor ke DPRD Merangin.

Mulai dari Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda mendatangi gedung rakyat, DPRD Merangin, Selasa (24/08/2021) pagi. Mereka mengeluhkan keberadaan PT Sitasa Energi yang tak juga beroperasi.

Ketua DPRD Merangin, Herman Effendy dan Wakil Ketua DPRD Merangin, Zaidan beserta anggota dewan lainnya menyambut kedatangan masyarakat Desa Pulau Layang.

Mereka mengadukan tambang biji besi yang tak lagi beroperasi. Padahal, lokasi tambang tersebut sebelumnya merupakan lahan perkebunan karet yang menjadi penghasilan mereka.

Dengan tak beroperasinya perusahaan, otomatis warga kehilangan mata pencaharian setidaknya sejak terakhir kali pada 2015.

Hal ini disampaikan Kepala Desa Pulau Layang, Hapas pada sejumlah wartawan usai pertemuan. Tak ada lagi kompensasi, tak ada lagi pemasukkan.

“Keluhan masyarakat itu, tambang itu ada izin, tapi kegiatan operasionalnyo tidak ada sama sekali. Banyak lagi keluhan masyarakat yang lainnyo. Sejak berakhirnya tambang itu, dari 2009 sampai 2015, tidak ada beroperasi, dan tidak ada kompensasi,” katanya.

Sejak adanya tambang tersebut, lahan masyarakat yang telah di pakai tidak lagi dapat di gunakan sebagaimana mestinya. Sehingga masyarakat mengeluh.

“Karena semula sebelum adonyo tambang biji besi ini, ado kebun karet masyarakat. Sekarang kan dak ado lagi, cuma ado lubang be,” ungkapnya menggunakan bahasa daerah.

Dilema Bromo Mini, Kades dan warga Desa Pulau Layang mengadu ke DPRD Merangin. Foto : Kades Pulau Layang, Hapas

Untuk itu, Kades Pulau Layang ini berharap ada kejelasan dari pihak perusahaan. Apakah masih mau di gunakan atau tidak. Sebab, jika tidak lagi di gunakan mereka dapat mencari solusi lain, agar dapat di manfaatkan oleh masyarakat setempat.

“Kami harap pada pihak Sitasa energy, bisa kembali beroperasi. Atau kalau tidak lagi beroperasi, setidaknya kami ada kejelasan. Mungkin, kami mewakili masyarakat akan kami jual batu yang ado tersebut,” tukasnya.

Dilema Bromo Mini ke DPRD Merangin

Ada sekitar 60.000 ton biji besi berada di lokasi. Salah satu lokasi tersebut, adalah Bromo Mini yang merupakan timbunan biji besi.

Sebelumnya, ternyata mereka sudah pernah menyurati perusahaan. Namun tidak ada kejelasan atau tindaklanjut.

Dampak ekonomi dari tambang tersebut, membuat warga dilema sehingga mengadu ke DPRD Merangin.

Haji Taufik, salah satu dari 21 pemilik lahan yang digunakan PT Sitasa Energi berharap ada kejelasan. Kalau memang akan beroperasi, lakukan segera.

“Kalau memang tidak, pisah nian secepat mungkin,” tegasnya.

Ia berharap, perusahaan dapat bertemu dan duduk bersama dengan masyarakat terutama pemilik lahan. Taufik memiliki 13 hektar dari 47 hektar lahan yang digunakan perusahaan.

Baca Juga : Viral, Demi Sebuah Foto, Turis Ini Rela Lompati Kawah Gunung

Sekitar 5 jam, pertemuan yang turut hadir masing-masing komisi seperti Muhammad Yani, Mulyadi serta Hazil Aima tersebut bakal segera ditindaklanjuti DPRD Merangin.  DPRD akan menyurati perusahaan tersebut.

 

redaksi

Kontak kami di 0822 9722 2033Email : Erwinpemburu48@gmail.comIkuti Kami di Facebook, Instagram dan YouTube

You cannot copy content of this page